Sepeda? Yuhuuu....

Bersepeda, lagi. Setelah septian lama, eh sekian lama maksud saya. Saya suka sekali bersepeda, kadang suka dua kali juga, entah mengapa rasanya menyenangkan.

Seperti lebih cepat dari orang yang jalan kaki, tapi lebih lambat dari orang yang naik motor. Di tengah tengah. Tidak secapek orang jalan kaki, juga tidak seenak orang naik motor, kali ini tidak di tengah tengah. Haa yoo diklaksoni orang lain to kalo nyepeda nengah nengah, mbok yaa minggirr, hehe.

Kebiasaan bersepedaku sebenernya nggak rutin rutin amat, ya kadang kalo jenuh, dan kebetulan cuaca sore sedang cerah dan hangat, sepertinya cocok untuk bersepeda.

Mengingat masa kecil, saya termasuk orang yang terlambat untuk bisa naik sepeda. Teman teman yang lain saat masih tk sudah bisa naik sepeda, aku belum, baru bisa naik sepeda itu kelas 1 SD, itupun belajar dari minjem sepedane teman.

Mungkin juga setelah sekian lama aku cuma minjam minjem sepeda, akhirnya Bapak Ibuku tergerak hati (dan dompetnya) untuk membelikanku sepeda. Alih alih diajak agar aku bisa memilih sepedaku sendiri, Bapak Ibuk malah menyuruhku tinggal dirumah, jadi yasudah deh, dibelikan sepeda juga masih untung itu.

Oiya aku juga sempat diantar jemput oleh Ibuk naik sepeda, sekitar 1,5 tahunan. Yang paling aku ingat adalah ketika sampai di belokan yang agak menanjak, Ibuk turun dari sepeda lalu menuntunnya. Aku duduk di boncengan sambil berpegangan sadle. Mungkin karena ini juga ikatan batinku dengan sepeda cukup kuat, uhukk.

Akhirnya setelah dibelikan sepeda itu aku sepedaannn teruss, balapan sama temen temen, pokoknya setiap hari nyepeda, deh.

Sampai di kelas 5, teman temanku beralih menggunakan sepeda yang ukurannya besar, ya seukuran orang dewasa. Aku memaksa Bapak membelikannya supaya sama dengan teman teman, tetapi Bapak tidak semudah itu. Sabar, katanya. Aku sempat merayu, dibelikan second juga gapapa, tapi Bapak tidak mau, aku manut saja.

Setelah naik kelas 6, akhirnya aku dibelikan sepeda baru, yes kali ini aku boleh memilih sepedaku sendiri. Sepeda merk United, berwarna biru, sesuai arahan Pakde Mario, mekanik sepeda di dekat rumahku, yang sempat menyarankan kalo mau beli sepeda yang awet beli yang merk tadi (United). Kebetulan disana stoknya tinggal 1, dan yaa aku langsung jatuh hati dengan sepeda itu. Setelah selesai pembayaran, kami pulang. 

Bapak kemudian sengaja melewatkanku di jalan desa, yang kecil dan tidak terlalu ramai, setelah itu aku disuruh menaiki sepedaku sendiri. Senangnya bukan mainn. 

Lalu saya, eh aku, ehh..sa...saya apa aku yaa, aku aja deh biar akrab, ehe, lalu aku lulus SD, diterima di sekolah yang jaraknya lumayan, kurang lebih sekitar 5km, 10km kalo pulang pergi. Aku berangkat sekolah naik sepeda itu, sampai kelas 9 semester 1.

Selama SMP aku jarang sakit, walaupun pulang sekolah hujan hujan, dann nyepeda. Mungkin karena itu juga daya tahan tubuhku baik. Setelah beralih ke sepeda motor, daya tahan tubuhku sepertinya menurun, ringkih.

Tapi saat SMA aku bersama teman juga beberapa kali sepedaan. Yang paling jauh itu ke Jogja, kemudian terakhir sepedaan bareng bareng itu awal covid, setelah lulus SMA, setelah itu belum lagi.

Nah setelah kuliah, aku jarang sekali olahraga. Badan sering capek, tidak fit, tidur tidak teratur, dll. Akhirnya, aku memutuskan untuk bersepeda (lagi) walaupun dengan jarak yang dekat dengan waktu yang singkat. Lumayan juga hasilnya, badan sedikit lebih segar, muka sedikit lebih bersih, tubuh menjadi lumayan fit, banyak deh. Sekarang aku mau mencoba merutinkan lagi sepedaan, seminggu 2 sampai 3 kali lah, biar badan juga berkeringat dan sehat.

Mungkin, bersepeda bisa menjadi salah satu sarana caraku melepas penat yang praktis dan ekonomis, kadang juga cengingas cengingis, ehehehe.

Ngepit yobennn...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lulus UKM tapi belum lulus kuliah

Tempat duduk