Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Cuaca peluntur idealisme

Beberapa waktu ini, cuaca sedang tidak menentu. Mungkin karena masa peralihan dari kemarau ke musih mujan, eh, musim hujan. Tiba tiba begitu panas, tiba tiba hujan. Cuaca panas masih mendominasi, hujan sesekali turun, di sore hari atau malam hari.  Saat siang, panasnya sungguh tak tertahan. Saat berkendara dijalan raya, setebal apapun pakaian untuk melindungi tubuh dari panas rasanya sia sia. Yang sering ditanyakan Bapak saat cuaca sedang panas seperti ini adalah bagaimana kondisi Gunung Merapi. Takutnya ada pergerakan yang menginisiasi akan meletusnya Gunung Merapi, yaa make sense juga sih. Setelah pulang dari kampus, antara pergelangan tangan dan lengan itu warnanya kontras sekali, yang sangat jarang terjadi padaku. Akhirnya aku merasakan memiliki kulih coklat eksotis, walau hanya di bagian pergelangan tangan saja ehehe. Kemudian, itu juga menyebabkanku mampir ke angkringan atau warung, untuk sekedar berteduh dan membeli minum. Biasanya, kalau siang hari, aku sering memesan teh a...

Bibir tak lagi merah

Saat sedang duduk duduk santai, dikursi, menghadap selatan. Pintu terbuka dan angin masuk tanpa permisi, dan tidak berisik. Ibu keluar dari kamar mandi, lewat di depanku. Tak lama kemudian berkata, "kok bibirmu tidak merah, kamu merokok, ya?". Tentu itu mengejutkanku. Bahkan, aku sendiri tak memperhatikan warna bibirku. Lalu, aku mengelak, dan menunjukkan gusiku kalau masih merah dan tidak hitam. Untuk memperkuat bukti kalau aku tidak benar benar merokok. Aku tidak tahu siapa yang melunturkan merah bibirku, tetapi aku tahu, dengan sedikit kecup darimu, akan mengembalikan warna merah dibibirku.